Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

UNRWA bantah klaim Israel soal dugaan staf gugur dengan pemimpin Hamas

Istanbul (ANTARA) – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat (17 Oktober) membantah klaim yang dipublikasikan di Israel dan media sosial bahwa ada seorang anggota staf berada di kantor pemimpin Hamas di Jalur Gaza. .

Laporan tersebut dikutuk sebagai kampanye disinformasi yang mencoreng citra badan tersebut dan karyawannya.

“Sekali lagi, informasi yang belum diverifikasi digunakan untuk mendiskreditkan UNRWA dan stafnya,” kata Komisaris Tinggi UNRWA Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan kepada X.

Lazzarini membenarkan bahwa para pekerja yang disebutkan dalam laporan tersebut masih hidup dan tinggal di Mesir.

“Sejak pagi ini, laporan beredar di media sosial dan media Israel bahwa seorang pegawai UNRWA tewas di Gaza bersama seorang pemimpin Hamas,” ujarnya. “

Saya mengonfirmasi bahwa karyawan tersebut masih hidup. Dia saat ini tinggal di Mesir, di mana dia pergi bersama keluarganya melalui perbatasan Rafah pada bulan April, katanya.

Lazzarini menekankan pentingnya menghentikan penyebaran informasi palsu yang dilakukan Israel.

Sebelumnya pada hari Jumat, tentara Israel mengatakan telah membunuh pemimpin politik Hamas Yahya Sinwar dalam operasi di Gaza.

Juru bicara militer Avichae Adree membenarkan “kepergian” Sinwar dalam pernyataan yang dibuat pada tanggal 10.

Militer Israel mengakui tidak ada tanda-tanda adanya korban jiwa di lokasi di mana Sinwar diyakini mengembuskan napas terakhirnya.

Sinwar ditunjuk sebagai pemimpin politik Hamas pada bulan Agustus, menggantikan Ismail Haniyeh, yang dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, setelah menghadiri upacara penghormatan terhadap presiden baru Iran pada tanggal 31 Juli.

Israel terus menyerang Gaza menyusul serangan perbatasan yang dilakukan oleh kelompok oposisi Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan agar tindakan tersebut segera diakhiri.

Menurut pejabat kesehatan setempat, lebih dari 42.400 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, meninggal dan lebih dari 99.100 orang terluka.

Israel telah menggusur hampir seluruh penduduk Jalur Gaza sebagai bagian dari blokade, yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.

Israel menghadapi kasus genosida di hadapan Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

Sumber: Anatolia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *