Houston (ANTARA) – Wakil Presiden Amerika Serikat sekaligus calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris mengajak mantan Presiden Barack Obama berkampanye di Georgia, Kamis (24/10).
Kedua tokoh tersebut mulai muncul di Georgia, yang merupakan medan pertempuran utama dalam pemilihan presiden AS, kurang dari dua minggu sebelum pemilihan presiden pada tanggal 5 November.
“Kami akan menang. Atau, seperti yang dikatakan salah satu mantan presiden: ‘Ya, kami bisa!'” Harris mengatakan kepada orang banyak di lingkungan Clarkston di Atlanta, mengacu pada protes terhadap Obama selama kampanyenya.
Sementara itu, Obama memperingatkan para pemilih akan bahaya yang akan dihadapi Amerika Serikat jika Donald Trump terpilih menjadi presiden untuk kedua kalinya.
“Hanya karena (Trump) membuat lelucon bukan berarti mandatnya tidak berbahaya,” katanya.
Obama merujuk pada komentar baru-baru ini dari mantan kepala staf Trump, John Kelly, yang mengatakan Trump menyamakan “akal sehat dengan fasisme.”
Harris menanggapi komentar Obama sebagai berikut, menyebut Trump “bukan pria sejati” dan memperingatkan massa akan konsekuensi yang mengerikan jika calon dari Partai Republik kembali menjadi presiden.
Keduanya menekankan pentingnya pemulihan di Gedung Putih, mengingat perbedaan usia yang signifikan antara Trump (78) dan Harris (60).
“Ada seruan kuat untuk memulai awal yang baru, untuk kepemimpinan baru yang optimis dan bersemangat mengenai apa yang bisa kita lakukan bersama,” kata Harris.
Dia menambahkan: “Ada keinginan untuk memiliki presiden Amerika Serikat yang mau melihat Anda, memahami Anda dan berjuang.”
Harris membahas isu-isu yang secara langsung berdampak pada masyarakat Amerika dan bagaimana dia berencana untuk mengatasinya, termasuk rencananya untuk mengurangi biaya bahan makanan, obat-obatan, perumahan dan barang-barang konsumsi.
“Mengurangi biaya hidup adalah hal yang akan saya fokuskan setiap hari sebagai presiden Amerika Serikat,” kata Harris.
Sumber: Anatolia
Leave a Reply