Jakarta (ANTARA) – Prospek kebijakan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Fed Funds Rate (FFR), menyebabkan pelemahan rupiah pada pembukaan perdagangan Kamis.
Pada awal perdagangan Kamis, rupee turun 36 poin atau 0,23 persen menjadi Rp 15.546 per dolar AS, dari sebelumnya Rp 15.510 per dolar AS.
“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang didukung oleh perlambatan penurunan suku bunga The Fed,” kata analis mata uang Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut Lukman, saat ini hanya ada dua kemungkinan pemotongan, masing-masing pada November dan Desember, masing-masing sebesar 25 basis poin (bps), sehingga total pada tahun ini mencapai 100 bps, dibandingkan tahun lalu 120-125. bps.
Penguatan dolar AS didukung oleh data perekonomian AS terkini dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Data ekonomi AS antara lain mencakup indeks harga konsumen (CPI) dan inflasi indeks harga produsen (PPI), serta data nonfarm payrolls (NFP) sebelumnya.
Meningkatnya peluang Donald Trump dalam pemilihan presiden AS juga mendukung dolar AS dengan kebijakan Trump yang agresif, dan tampaknya inflasi akan meningkat.
Lukman meyakini nilai tukar rupiah kemungkinan berada pada kisaran Rp15.500 terhadap dolar AS dan Rp15.600 terhadap dolar AS. Baca Juga: Rupiah pada Kamis melemah 36 poin ke Rp 15.546 per dolar AS. Baca Juga: Rupee menguat setelah BI pertahankan suku bunga di 6 persen.
Leave a Reply