Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Dokter ungkap gejala dan faktor risiko stroke

JAKARTA (ANTARAJ) – Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Bintaro Jaya Pondok Indah (RSPI) dr. Sahar Aritonang, Sp. N, M.Si.Med, FINS Stroke merupakan suatu kondisi klinis serius yang berkembang pesat akibat kerusakan saraf yang dapat berlangsung lebih dari 24 jam dan dapat berakibat fatal.

“Stroke adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan tanda-tanda klinis yang berkembang dengan cepat berupa gangguan saraf sebagian atau seluruhnya dan dapat parah dan berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian tanpa sebab lain yang jelas.” Berbeda dengan pembuluh darah atau pembuluh darah,” kata dokter lulusan Universitas Diponegoro itu dalam wawancara eksklusif online di Jakarta, Selasa, dalam rangka Hari Stroke Sedunia.

Sahar menjelaskan, angka kejadian stroke terus meningkat dengan laporan 12,2 juta kasus baru setiap tahunnya atau satu kasus setiap tiga detik. Faktanya, satu dari empat orang berisiko terkena stroke seumur hidupnya, dan angka kejadiannya meningkat sebesar 50 persen dalam 17 tahun terakhir.

Stroke kini menjadi penyebab utama kecacatan dan penyebab kematian nomor dua di dunia.

“Jadi misalnya terjadi stroke yang menyebabkan matinya jaringan otak, yang terjadi akibat ketidakseimbangan kekuatan aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke otak, yang bisa disebabkan oleh penyumbatan. atau penyumbatan, pecahnya pembuluh darah. “Pembuluh otak,” katanya.

Ia menambahkan, stroke ada dua jenis, yaitu stroke yang disebabkan oleh penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah, dan stroke hemoragik yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah. Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum terjadi, yakni mencakup 87 persen dari seluruh kasus stroke.

Faktor risiko stroke terbagi dalam dua kategori: faktor yang tidak dapat diubah, seperti usia di atas 55 tahun, jenis kelamin (lebih sering terjadi pada pria), ras, faktor genetik, dan riwayat stroke sebelumnya.

Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan kebiasaan makan yang tidak sehat.

Gejala stroke umumnya muncul secara tiba-tiba, seperti kelemahan pada salah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, gangguan penglihatan, pusing, kehilangan keseimbangan, sakit kepala, dan kesulitan menelan.

Jika gejala tersebut muncul secara tiba-tiba, sangat disarankan untuk segera ke rumah sakit.

Selain itu, dokter memastikan aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan risiko stroke hingga 25 persen. Misalnya, olahraga 30 menit lima kali seminggu saja dapat memberikan dampak signifikan terhadap pencegahan penyakit serebrovaskular.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *