Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

IDAI bagi kiat rawat pasien Flu Singapura di rumah agar tidak menular

JAKARTA (ANTARA) – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berbagi tips yang bisa dilakukan pengasuh atau orang tua dalam menangani anak penderita penyakit Singapura atau hand and foot disease (HFMD) di rumah agar penyakit tersebut tidak menular ke orang lain. anggota keluarga lainnya.

Direktur Departemen Penyakit Menular IDAI, Prof. Dr. Dr. Edi Hartoyo Sp.A(K) menjelaskan, langkah pertama dalam merawat anak penderita HFMD di rumah adalah memisahkan pasien dari anggota keluarga lainnya dan berbagai barang yang digunakan sehari-hari.

“Penularannya bisa melalui kontak langsung dan kontak tidak langsung, jadi kalau ada yang tertular HFMD, yang harus dilakukan adalah mengisolasi tempat minum, tempat makan, sebaiknya diisolasi karena salah satu sumber utama penularan. .” kata dr Eddy dalam konferensi pers IDAI yang diikuti di Jakarta, Senin.

Selain itu, jika ada lebih dari satu anak di rumah, sebaiknya orang tua memisahkannya agar anak tersebut tidak mengganggu kesembuhan pasien agar terhindar dari penyakit.

Dokter yang juga Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ini menyarankan, jika pasien HFMD cepat sembuh di rumah, sebaiknya orang tua atau walinya memperhatikan makanan pasien dan pihak.

Pastikan anak Anda mendapat asupan karbohidrat, protein, lemak, serat, mineral, dan vitamin yang baik untuk menjaga sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik melawan virus penyebab HFMD.

Jika berobat ke petugas kesehatan dan anak diberikan obat, pastikan obat yang diminum dapat mengurangi dampak negatif dari gejalanya.

Misalnya jika terjadi demam dan diberikan parasetamol, maka obat harus diminum dan disesuaikan dengan istirahat total agar tubuh anak dapat mengembangkan toleransi yang baik selama proses istirahat.

Ia juga menyarankan agar pasien tetap mandi secara teratur agar kulit tetap sehat, karena HFMD menyerang kulit dan mulut.

“Lesi HFMD itu ada vesikel (lepuh kecil berisi air di kulit). Kalau misalnya tidak mandi dan menginfeksi kulit dengan kuman, maka lepuh yang berisi air malah berubah menjadi nanah. -Menimbulkan penyakit . Anda tetap harus mandi, meskipun memungkinkan, dengan antiseptik.

Selain saran perawatan di rumah, Dr. Eddy juga menceritakan beberapa gejala yang harus diwaspadai oleh orang tua atau wali agar dapat segera membawa anaknya ke rumah sakit untuk mencegah HFMD menjadi rumit atau berakibat fatal.

Gejala yang harus diwaspadai antara lain adalah anak mengalami demam tinggi di atas 38,5 derajat celcius, gejala lainnya adalah anak tidak mau makan karena luka pada mulut, dan yang ketiga adalah anak depresi karena demam berkepanjangan.

“Kalau dia tidak tahu apa-apa, sebaiknya segera dibawa (ke rumah sakit untuk mendapat perawatan oleh petugas medis) karena salah satu masalah yang mungkin dan berbahaya adalah radang otak atau meningitis,” ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, flu Singapura dan HFMD meningkat di Indonesia, dengan Kementerian Kesehatan melaporkan 6.500 kasus pada kuartal pertama (Januari-Maret 2024).

Dr Eddy menjelaskan, penyakit ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Coxsackie A16 dan Enterovirus 71 (EV71) dan dapat menyerang orang dewasa maupun anak-anak. Namun HFMD paling sering terjadi pada anak usia 0-5 tahun.

Beberapa gejala yang muncul akibat HFMD adalah munculnya luka di telapak tangan, kaki, dan mulut yang disertai vesikel, sering kali pada penderita mengalami sakit tenggorokan, demam, dan kehilangan nafsu makan.

Pasien HFMD dapat diobati dengan perawatan yang tepat di rumah, namun jika terjadi komplikasi, HFMD menjadi penyakit yang berbahaya.

Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan pada otak, baik meningitis maupun ensefalitis, yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *