JAKARTA (INTRA) Pada tanggal 20 Oktober, masyarakat Indonesia menyambut dan merayakan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Indonesia untuk lima tahun ke depan.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakaboming Raka dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI masa jabatan 2024-2029 pada Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta pada Minggu (20/10). ).
Usai acara pelantikan, Presiden Prabowo langsung mengumumkan nama-nama menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih pemerintahannya di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu malam.
Dalam pengumuman tersebut, Presiden juga memperkenalkan nama Ines Matta sebagai Wakil Menteri Luar Negeri untuk mendampingi Sugyuno yang juga diperintahkan menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia.
Selain Anis, Presiden Prabowo juga memilih Wakil Tetap RI untuk PBB Armantha Nasir dan Duta Besar RI untuk Jerman Arif Huas Ogrosino sebagai Wakil Menteri Luar Negeri.
Dengan demikian, pada periode ini, Menlu Sugyuno akan mempunyai tiga orang Wakil Menteri dengan fungsinya masing-masing, yaitu Sembilan Belas untuk urusan urusan luar negeri yang berkaitan dengan urusan dunia Islam, Arminatha untuk urusan Amerika dan Eropa, dan Wakil Menteri Urusan Luar Negeri. Urusan Amerika Serikat dan Eropa. Menteri Luar Negeri Arif Hawass.
Dikoreksi.
Pengamat hubungan internasional Teko Rezasia menilai penunjukan Anis Matta sebagai Wakil Menteri Luar Negeri yang fokus pada isu-isu dunia Islam sangat cocok untuk mengemban amanah tersebut.
Menurut Razasia, Inis memiliki visi yang sangat jelas dan detail tentang Indonesia serta memiliki latar belakang yang luas di bidang organisasi internasional. Ia mengatakan, selain itu, ia juga telah lama aktif dalam berbagai kegiatan internasional yang berlandaskan kejayaan masyarakat dan kemanusiaan.
Peran Anis sebagai Wakil Menlu adalah membangun kerja sama yang tulus dengan berbagai organisasi internasional seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan pengelompokan negara-negara Islam di Liga Arab. Kerja sama nyata yang dimaksud adalah di bidang investasi, perdagangan, teknologi, pendidikan, kesehatan, dan dialog antar peradaban.
Razasia berharap pada posisi barunya ini, Inis mampu menggali permasalahan mendasar yang dihadapi dunia Islam, termasuk rendahnya seluruh standar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya di bidang pendidikan dan kesejahteraan masyarakat , konektivitas teknologi dan rendahnya kapasitas manusia dan organisasi untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan.
Melalui jabatannya sebagai Wakil Menteri, Anis diharapkan berperan aktif dalam berbagai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) seperti OCI, Gerakan Non-Blok (GNB), Liga Arab, semangat Prinsip Bandung Menurut Hal ini dianggap masih relevan hingga saat ini.
Harapan lain bagi Anis adalah Anis dapat membangun solidaritas dengan komunitas Islam internasional untuk mempercepat pembebasan bangsa Palestina menjadi negara merdeka dan bersatu dengan batas wilayah yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Wakil Menteri Sembilan Belas juga diharapkan mampu membangun koalisi moral di tingkat global untuk melakukan reformasi Dewan Keamanan (DK) PBB yang selama ini hanya dimainkan oleh lima negara pemegang hak veto.” dikatakan
Sementara itu, komentator Kajian Timur Tengah, Muhammad Sironi Rufi mengatakan, jika melihat latar belakang Anis Matta sebagai aktivis dan ketua partai politik-agama, Wakil Menteri Anis mempunyai visi di bidang hubungan internasional.
“Dari segi wawasan, saya kira Anis mempunyai pandangan dalam bidang hubungan internasional, bahwa jika menyangkut penunjukan dalam urusan dunia Islam, sudah jelas bahwa itu merupakan kewenangan Menlu untuk menentukan pembagian tugas yang mana. penanggung jawabnya, karena dalam struktur kementerian, menteri bertanggung jawab terhadap politik luar negeri,” ujarnya.
Sriuni menambahkan, Anis bisa memanfaatkan perannya sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Dunia Islam untuk mendorong kapasitas OKI, Organisasi Kerjasama Ekonomi D-8 dan organisasi serupa lainnya untuk mendukung kepentingan nasional Indonesia
“Potensi di dunia Islam memang besar, tapi belum digarap secara sistematis dan konsisten. Pertemuan diplomatik saja tidak cukup, harus tetap ada kegiatan ekonomi dan lainnya,” ujarnya.
Profil
Bernama lengkap Muhammad Inis Matta, Inis lahir pada tanggal 7 Desember 1968 di Veladu, Bon, Sulawesi Selatan. Anis merupakan politikus Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Pandangan Rakyat Indonesia (Jelora) sejak 2019.
Anees menempuh pendidikan di SD Inpress Velado, SMP Dar al-Arqam dan lulus SMA Dar al-Arqam pada tahun 1986. Beliau memperoleh gelar BA bidang Syariah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di Jakarta pada tahun 1992.
Setelah lulus kuliah, Inis menjadi guru besar agama Islam pada Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia juga memproduksi buku-buku politik dan berkarya melalui dakwah.
Karir politik Ines dimulai saat ia bergabung dan menjadi salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mendeklarasikan diri pada 20 Juli 1998 di Jakarta. : 2005, 2005 – 2010 dan 2010 – 2013. Ia kemudian diangkat oleh Dewan PKS Severo sebagai ketua partai mulai 1 Februari 2013 hingga 10 Agustus 2015.
Sebelum memutuskan menjadi Ketum PKS, Ines menjabat sebagai anggota DPR dari Daerah Pemilihan I Sulawesi Selatan pada tahun 2004-2009 dan 2009-2014. Pada periode keduanya, Anees juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR. Ia mengundurkan diri saat dilantik menjadi Presiden PKS.
Kemudian pada tahun 2017, Ines dan Fahri Hamzah yang juga anggota PKS mendirikan organisasi masyarakat Gerakan Kepemimpinan Baru Indonesia (Garbi). Organisasi tersebut kemudian menjadi Partai Pandangan Rakyat Indonesia yang didirikan pada 28 Oktober 2019 dengan Ines Matta sebagai ketua umum.
Leave a Reply