JAKARTA (ANTARA) – Psikiater RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr. Kusuma Minayati Sp.K.J. AR(K) mengatakan depresi merupakan salah satu kondisi kejiwaan yang muncul pada anak yang menjalani pengobatan kanker.
“Gangguan kejiwaan pada anak bisa bermacam-macam bentuknya, yang paling umum adalah depresi, tapi ada juga masalah perkembangan saraf, ADHD, dan autisme,” kata Kuzuma dalam webinar RSCM yang diikutinya di Jakarta, Jumat.
Mendiagnosis stres pada anak yang menjalani pengobatan kanker juga tidak mudah, kata Kuzuma. Pasalnya, terjadi perubahan kesehatan mental, tidur, nafsu makan, dan penurunan energi akibat penyakit medis.
Depresi yang dialami seorang anak dapat memengaruhi kualitas hidupnya dan responsnya terhadap pengobatan.
Baca juga: Strategi Mengatasi Kecemasan Sosial pada Anak Selain depresi, gangguan mental lain yang mungkin muncul pada anak penderita kanker antara lain kecemasan yang muncul menjelang suatu peristiwa, terutama karena antisipasi atau kekhawatiran.
“Kecemasan antisipatif merupakan fenomena umum yang dapat ditangani melalui intervensi perilaku, edukasi, atau pengobatan, tergantung pada tingkat keparahan gejalanya,” ujarnya.
Kuzuma melanjutkan dengan kondisi psikotik lainnya, delirium, yaitu perubahan kesadaran umum akibat kondisi medis umum yang mendasarinya. Gejala umum termasuk gangguan tidur dan kegugupan atau mudah tersinggung.
Hal ini memerlukan pengenalan dan pengobatan, berbagai alat diagnostik, dan intervensi untuk mengelola gejala karena ini adalah bagian dari kondisi medis dan oleh karena itu bersifat progresif.
Baca juga: Anak yang mengalami kekerasan mungkin saja menderita gangguan jiwa sejak pertama kali didiagnosis, sebaiknya anak mengunjungi rumah sakit dan memeriksakan diri ke dokter secara rutin. Kecemasan juga bisa disebabkan oleh perubahan kebiasaan, misalnya anak lebih sering masuk sekolah dan perubahan perilaku saudara dan orang tua.
“Jadi ketika anak membutuhkan perawatan intensif, ibu melupakan saudara laki-laki atau perempuannya, saudara kandung memiliki masalah perilaku yang dapat menimbulkan stres bagi anak yang menjalani pengobatan kanker,” kata Kuzuma.
Di sisi lain, kemoterapi, pembedahan, dan radiasi juga mempengaruhi keterampilan hidup, dan pertumbuhan serta perkembangan anak harus mengejar tonggak perkembangannya, sehingga membuat anak rentan terhadap stres.
Oleh karena itu diperlukan kedekatan antara orang tua dan anak agar anak memahami apa yang dialaminya serta dapat memberikan pengertian dan kenyamanan sesuai perkembangan usianya dengan komunikasi yang baik.
“Tidak mudah bagi anak-anak untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan, dan kita bisa menggunakan teknik yang dekat dengan kehidupan anak sehari-hari, misalnya bermain, sehingga kita bisa menampilkan gambar untuk menunjukkan seperti apa rasa sakit itu,” kata Kuzuma. Baca juga: Psikolog: Anak Terpapar Stres Berkepanjangan Baca Juga: Alergi Pengaruhi Keadaan Psikologis Anak dan Orang Tua
Leave a Reply