Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Penyelesaian isu Laut China Selatan kedepankan sentralitas ASEAN

KUALA LUMPUR (ANTARA) – Penyelesaian permasalahan Laut Cina Selatan akan selalu mengedepankan prinsip sentralitas ASEAN melalui negosiasi dan dialog, kata Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Selasa.

Terkait geopolitik, Anwar mengatakan ASEAN berkomitmen pada prinsip utama yakni sentralitas, sehingga hubungan antar negara tidak terpengaruh oleh permasalahan bersama.

Dia mengatakan fokus ASEAN adalah pada pertumbuhan ekonomi. Ukuran utamanya adalah fundamental ekonomi, dan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara tidak ingin kawasan regional menjadi tempat bentrokan antara dua kekuatan besar dunia.

“Sebelum Amerika Serikat bersama Uni Soviet, kini Amerika bersama Tiongkok. Itu sebabnya kami meningkatkan hubungan kami dengan Tiongkok, yang kini mendekati negara-negara BRICS. “Beberapa negara ASEAN telah mengambil keputusan yang sama,” kata Anwar saat menjawab pertanyaan anggota parlemen dalam sesi online Dewan Rakyat.

Namun, dalam kasus Laut Cina Selatan, ia mengatakan terdapat konsensus bahwa semua perselisihan harus diselesaikan melalui perundingan, baik secara bilateral maupun multilateral dengan ASEAN. Pada prinsipnya sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982/UNCLOS 1982.

Namun, Anwar mengatakan meskipun pendekatan ASEAN-sentris telah diambil, posisi Malaysia di kawasan ini tidak berubah. Akibatnya, Petroliam National Bhd (Petronas) tetap beroperasi di perairan Sarawak meski ada keberatan dari Tiongkok.

“Kami sudah bilang akan terus melanjutkan, tapi kami tidak akan pernah menutup ruang untuk membicarakan masalah ini,” kata Anwar.

Menurutnya, Malaysia punya masalah dengan semua negara tetangganya.

“Dengan Thailand, Filipina, Indonesia, Singapura, dan Brunei misalnya. Jadi kami tidak setuju jika masalah sengketa perbatasan ini hanya terfokus pada satu negara saja seperti Tiongkok.” tetangga kita,” kata Anwar.

Namun dia mengatakan Malaysia akan terus menegur dan memprotes jika perairannya digunakan sebagai garis pertahanan tanpa izin.

Sementara terkait konflik di Myanmar, ia mengatakan ASEAN menyepakati isu konsensus untuk mencari solusi bagi negara tersebut.

Meskipun negara ini tidak mengakui rezim yang berkuasa saat ini, jalan menuju perundingan informal dengan Myanmar tetap terbuka, dengan tujuan untuk memikat negara tersebut kembali dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan bersama oleh ASEAN, termasuk bagaimana mengadakan perundingan inklusif dengan rezim junta. Oposisi dan negara-negara sekutu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *