Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Tiga soft skill untuk pekerja agar bernilai di mata perusahaan

Jakarta (Antara) – Karyawan perlu membekali diri dengan soft skill atau non-teknis agar bisa lebih bernilai bagi perusahaan yang mencari pekerja terampil untuk bersaing di pasar yang semakin menantang.

Berdasarkan laporan bertajuk “Future Skills Indonesia Talent” yang dibuat oleh konsultan Skillwall, Int Labs yang dibantu oleh Ravenri sebagai partner riset pasar, tiga soft skill yang dimaksud adalah komunikasi, kreativitas, dan inovasi yang dinilai penting. Berpikir dan memecahkan masalah.

“Indonesia berupaya menjadi pemain utama dalam perekonomian global, dan tenaga kerja berbakat adalah motor penggeraknya,” kata Stevens Jetfer, Head of Business Consultancy Talenta, dalam siaran resmi, Jumat.

“Pegawai tidak hanya perlu memiliki keterampilan teknis tetapi juga soft skill yang memungkinkan mereka beradaptasi dan berinovasi dalam industri yang berubah dengan cepat. Perusahaan berperan penting dalam menyediakan lingkungan dan sumber daya untuk membantu karyawan mengembangkan keterampilan mereka,” tambahnya.

Dalam laporan “Future Indonesia Talent Index” dipastikan terdapat perbedaan tingkat soft skill yang dibutuhkan karyawan untuk dapat berkolaborasi di tempat kerja.

Survei terhadap perusahaan dan karyawan mengidentifikasi soft skill dalam 23 kategori. Berdasarkan hasil tersebut, karyawan menilai tingkat soft skill mereka sudah memadai, namun perusahaan masih melihat masih ada ruang untuk pengembangan.

Studi ini mensurvei pekerja di berbagai demografi, mulai dari pekerja kantoran hingga pekerja pabrik, dari Gen X (44-69 tahun) hingga Gen Z (20-27 tahun). CEO Business Skillvul, William Hendrajaja menambahkan penelitian tersebut membagi soft skill menjadi enam kelompok: kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas, komunikasi, inovasi dan kreativitas, pemikiran kritis dan pemecahan masalah, kepemimpinan dan otonomi.

“Setelah menganalisis data lebih lanjut, kami menemukan bahwa ribuan karyawan dan perusahaan memprioritaskan komunikasi, kreativitas, dan pemikiran kritis karena mereka percaya bahwa ketiga keterampilan ini memiliki dampak terbesar pada kemampuan karyawan dalam melakukan tugas sebagai individu dan berkolaborasi dengan tim yang beragam. ,” kata William.

Tiga soft skill yang menjadikan karyawan berharga bagi perusahaan (Entara/Ho-Mentor)

Karyawan: Kuncinya adalah komunikasi.

Ketika diminta untuk menilai seberapa penting setiap keterampilan, 55,3 persen karyawan yang disurvei mengatakan komunikasi adalah keterampilan teratas, diikuti oleh kreativitas dan inovasi (27,4 persen) serta pemikiran kritis dan pemecahan masalah (25,7 persen).

Karyawan mengatakan bahwa dengan ketiga keterampilan tersebut, mereka dapat bekerja, berkolaborasi dengan tim lain, dan berkontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi.

Stevens menambahkan, “Menghindari konflik, mengikuti hierarki, dan menjaga hubungan antarpribadi merupakan keterampilan komunikasi antarpribadi yang penting dalam konteks budaya Indonesia.”

Perusahaan: Komunikasi adalah keterampilan dasar.

Perusahaan lebih mengutamakan keterampilan komunikasi dibandingkan karyawan. Sekitar 65 persen perusahaan di setiap sektor mengatakan komunikasi adalah keterampilan dasar bagi karyawan di semua tempat kerja dan posisi.

“Sebuah studi terpisah menunjukkan bahwa eksekutif bisnis menghabiskan 75 persen waktu kerja mereka untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis,” tambah Stevens.

Perusahaan sepakat bahwa karyawan memerlukan kreativitas dan inovasi (27,4 persen) serta pemikiran kritis dan pemecahan masalah (23,9 persen), karena kedua keterampilan ini berdampak pada daya saing perusahaan.

Gen X vs Gen Z: Pemimpin harus kreatif

Penelitian menunjukkan bahwa ketika membandingkan kecerdasan antar generasi, banyak generasi yang menekankan kreativitas dan inovasi.

J hingga 21,2 persen

Generasi muda adalah Gen Y (18,6 persen) dan Gen Z (15,9 persen).

“Ini mencerminkan tingkat profesionalisme, dimana Jend

Keterampilan untuk masa depan

Setiap generasi pekerja masa depan sepakat bahwa fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi adalah dua keterampilan yang akan membantu mempertahankan kesuksesan karier dalam lingkungan yang berubah dengan cepat di setiap industri.

“16,4 persen Gen Z mengatakan fleksibilitas dan fleksibilitas sangat penting untuk kesuksesan karir di masa depan, diikuti oleh Gen Y (15,1 persen) dan Gen X (13,7 persen”), tambah Stevens.

Penelitian menunjukkan bahwa pekerja Indonesia ingin mengembangkan keterampilan untuk mempersiapkan masa depan. 68 persen karyawan mengikuti program pelatihan yang ditawarkan perusahaan.

Managing Partner Int Labs Ricky Willianto menambahkan, 77 persen karyawan merasa pelatihan yang diberikan perusahaan cukup untuk mendukung kinerja pekerjaan saat ini dan masa depan.

“Sentimen positif ini sangat menjanjikan karena karyawan yang puas menunjukkan peningkatan keterampilan kerja yang signifikan setelah mengikuti pelatihan. Untuk melanjutkan tren ini, perusahaan harus memastikan program pelatihan tetap efektif dan bermanfaat bagi karyawan,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *