Beijing (ANTARA) – Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan Palestina harus semakin memperkuat solidaritas dan keteguhan antarfaksi pasca meninggalnya Yahya Sinwar, pemimpin gerakan Palestina Hamas.
“Terlepas dari bagaimana situasi berkembang, semakin penting bagi faksi-faksi Palestina untuk memperkuat solidaritas dan komunitas internasional untuk memberikan dukungan yang kuat,” kata Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Jumat (18/10).
Pada Kamis (17/10), tentara Israel mengumumkan telah membunuh Sinwari, yang diyakini sebagai dalang serangan Hamas di perbatasan Israel pada 7/10/2023.
Pada Jumat (18/10) malam, kelompok militan Palestina Hamas membenarkan tewasnya Yahya Sinwar, kepala kantor politik Hamas, dalam serangan udara Israel.
“China selalu mendukung rekonsiliasi internal Palestina dan percaya bahwa ini adalah langkah penting berdasarkan solusi dua negara untuk menyelesaikan masalah Palestina dan mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah,” kata Mao Ning.
Mao Ning mengatakan bahwa Tiongkok percaya bahwa prioritas mendesaknya adalah melaksanakan sepenuhnya resolusi Dewan Keamanan PBB, segera mencapai gencatan senjata di Gaza dan secara serius melindungi warga sipil.
Selain itu juga menjamin bantuan kemanusiaan dan menghindari eskalasi konflik dan bentrokan, tambah Mao Ning.
Pada Juli 2024, Beijing menyambut 14 faksi di Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, untuk mengakhiri perpecahan dan memperkuat persatuan nasional Palestina.
Deklarasi tersebut menegaskan kembali komitmen untuk mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, berdasarkan resolusi PBB, dan menjamin integritas wilayah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem.
Namun dampak dari deklarasi Beijing tersebut belum terlihat karena semakin meningkatnya serangan Israel terhadap Palestina.
Anggota Hamas sendiri memilih Yahya Sinwar sebagai kepala kantor politik kelompok tersebut setelah Ismail Haniyeh terbunuh dalam serangan di Teheran, Iran, pada 31 Juli 2024.
Setelah kematian Sinwar, salah satu pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, mengambil alih jabatan pemimpin sementara kelompok tersebut.
Meshaal, yang memimpin gerakan Hamas di luar Palestina, kini bertanggung jawab atas seluruh aktivitas komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi dan masalah tahanan.
Israel terus melancarkan serangannya ke Jalur Gaza meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Akibatnya, lebih dari 42.400 warga Palestina tewas, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 99.200 orang terluka, kata pejabat kesehatan setempat.
Aksi genosida Israel juga memaksa hampir seluruh penduduk Jalur Gaza mengungsi di tengah blokade yang terus berlangsung sehingga menciptakan krisis pangan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel mengajukan kasus genosida ke Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.
Leave a Reply