Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Bronny James masih mentah

Jakarta (ANTARA) – Bronny James, putra bintang NBA LeBron James, saat ini sedang menghadapi tantangan besar dalam karier bola basketnya. Dia telah berada di bawah sorotan arena sebagai anggota Los Angeles Lakers, tetapi penampilan pramusim Bronny menunjukkan dia belum siap untuk bersaing di liga ini.

Melalui tiga pertandingan pramusim, Bronny hanya mencetak dua poin dari 11 percobaan gol lapangan, termasuk 0-dari-4 dari jarak 3 poin.

Statistik ini menunjukkan bahwa Bronny kesulitan untuk mencetak gol di level NBA, di mana ia rata-rata bermain 12 menit per game dan kesulitan menemukan ritme.

Isu ini bukanlah hal baru, nyatanya Bronny juga pernah bergelut di University of Southern California (USC) dan NBA Summer League di Las Vegas.

Dalam satu-satunya musim bersama USC, dia rata-rata hanya mencetak 4,8 poin dengan 36,6 persen tembakan. Performa Bronny di liga musim panas sebagian besar tidak berubah, di mana ia mencetak rata-rata 8,8 poin dan tembakan 35 persen.

Tantangan terbesar Bronny tampaknya adalah memainkan posisi di mana dia diharapkan bermain sebagai penembak tiga angka dan bek yang baik (tiga dan tinggi).

Pada praktiknya, Bronny bisa tampil bagus. Namun, dia kesulitan dalam pertandingan sebenarnya.

Bronnie James adalah putra tertua LeBron James, rookie Los Angeles Lakers. ANTARA/AFP/Ronald Martinez/aa. (AFP/RONALD MARTINEZ melalui Getty Images)

Persentase tembakannya yang rendah, baik dari luar garis tiga angka maupun di sekitar ring, tampaknya menjadi masalahnya.

Meskipun lompatannya mengesankan dengan lonjakan vertikal 1,02 meter, Bronny kesulitan untuk finis di bawah keranjang melawan pemain bertahan yang lebih besar.

Hal ini sangat menghambat potensinya sebagai playmaker, dengan hanya satu assist dan lima turnover dalam 36 menit laga pramusim.

Namun, meski bermasalah dalam menyerang, Bronny unggul dalam bertahan. Tiga bloknya dan kemampuannya bergerak bertahan menunjukkan bahwa ia berpotensi menjadi bek yang solid.

Rekan setimnya di Lakers Anthony Davis memuji kemampuan bertahan Bronney, terutama memblokir layar dan melakukan perjalanan.

Namun Davis juga mencatat bahwa Bronny masih belajar dan belum sepenuhnya memahami seluk beluk bermain di level NBA.

Berikutnya: Kritik Mitos

Kritik terhadap mitos

Legenda NBA seperti Charles Barkley dan Magic Johnson memicu kritik Bronn. Dalam wawancaranya, Barkley menyebutkan bahwa Bronny mendapat banyak tekanan karena nama ayahnya.

“Itu tidak akan mudah, karena nama belakangnya menjadi beban tambahan. “Orang-orang berkata, ‘Kamu tidak pantas berada di NBA, kamu tidak sebaik beberapa pemain lain, kamu hanya ada di sana untuk ayahmu,’” kata Barkley.

Dia yakin Bronny sedang mendapat kecaman saat ini karena banyak yang percaya dia berada di NBA hanya karena kekerabatannya, bukan karena buktinya di lapangan.

Barkley juga mencatat bahwa Lakers harus berhati-hati dengan Bronny karena dia belum siap bermain di level tertinggi dan harus diberi waktu untuk berkembang.

Seperti Barkley, Magic Johnson menyarankan Bron bermain di G League untuk meningkatkan kemampuannya tanpa mendapatkan cukup waktu bermain di bangku cadangan Lakers.

“Jika saya jadi Bronny, saya akan memohon kepada ayah saya untuk mengizinkan saya bermain di G League selama satu musim penuh agar saya bisa berkembang,” katanya.

Menurut Johnson, Bronny punya potensi namun perlu ditingkatkan sebelum bisa memberikan kontribusi signifikan dalam permainan NBA.

FOTO FILE: Bronnie James, No. 6 di Barat, bersama ayahnya LeBron James dari Los Angeles Lakers selama draft NBA 2023. Kompetisi McDonald’s High School Boys All-American di Toyota Center di Houston, Texas, AS (28/3/2023)). ANTARA/AFP/Getty Images/Alex Bierens de Haan/aa.

Bronny mendapat banyak sorotan dalam hal itu, namun tantangan yang dihadapinya di lapangan juga menunjukkan bahwa ia belum berada di level yang sama dengan pemain NBA lainnya.

Dengan persentase field goal yang rendah, turnover yang tinggi, dan kurangnya permainan, banyak yang percaya Bronny akan lebih baik menghabiskan sebagian besar musimnya di G League.

Meski tampak seperti kemunduran, Bronny tetap dianggap sebagai prospek dengan potensi besar di masa depan jika diberi waktu untuk berkembang.

Meski begitu, perjalanan Bronny masih panjang di NBA, dan kesalahan pramusimnya bisa menjadi bagian dari proses pembelajaran.

Namun, ekspektasi yang tinggi dan performa yang masih mengecewakan membuatnya tidak siap menghadapi NBA. Sambil terus belajar dan mendapatkan pengalaman di G League, Bronny memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya dan bersiap untuk bersinar di liga suatu hari nanti.

Menarik untuk melihat keputusan manajemen dan pelatih Los Angeles Lakers apakah mereka akan terus bermain dengan Bronny, sebagai rekor baru sepanjang masa NBA, bersama ayahnya LeBron, atau membiarkannya di bangku cadangan. untuk kemenangan tim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *