Istanbul (ANTARA) – Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA); Menurut peneliti dari tiga organisasi ilmu atmosfer, termasuk National Oceanic and Atmospheric Administration, periode radiasi matahari maksimum telah tercapai hingga tahun depan. (NOAA) dan Panel Prediksi Siklus Matahari dalam telekonferensi.
Setiap 11 tahun Matahari berotasi antara aktivitas magnet rendah dan tinggi.
Pada puncak aktivitas ini, sumbu magnet Matahari berbalik dan Matahari berubah dari keadaan diam menjadi keadaan aktif dan badai, demikian pernyataan NASA, Selasa (15/10).
“Selama bintik matahari, jumlah bintik matahari, dan karenanya jumlah aktivitas matahari, meningkat,” kata Jamie Favors, direktur Program Cuaca Luar Angkasa di Markas Besar NASA di Washington.
“Kegiatan ini memberikan kesempatan menarik untuk mempelajari bintang terdekat kita, namun juga memiliki implikasi nyata bagi Bumi dan seluruh tata surya kita,” ujarnya.
Aktivitas matahari mempengaruhi kondisi di luar angkasa yang disebut dengan cuaca antariksa.
Aktivitas matahari digunakan oleh satelit dan astronot di luar angkasa, serta radio, GPS dan dapat mempengaruhi sistem komunikasi dan navigasi seperti jaringan listrik dunia.
“Pengumuman ini tidak berarti puncak aktivitas matahari. Kita akan melihat siklus matahari ini,” kata Elsayed Talaat, direktur operasi cuaca antariksa NOAA.
“Bahkan jika periode maksimum matahari tercapai, ketidakpastian puncak aktivitas matahari di bulan tidak dapat diidentifikasi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.”
Sumber: Anatolia
Leave a Reply