Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara di Jakarta membaik pada Jumat pagi dan menduduki peringkat ke-25 kategori udara terburuk dan kota sedang di dunia. Berdasarkan data situs pemantauan kualitas udara IQAir pada pukul 05.20 WIB, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta berada pada angka 86 atau pencemaran udara PM2.5 kategori tidak sehat dengan nilai konsentrasi 28 mikrogram per meter kubik.
Gambar tersebut menjelaskan bahwa tingkat kualitas udara tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan, namun mempengaruhi sensitifitas tumbuhan dan nilai estetika dengan nilai PM2.5 sebesar 51-100.
Sedangkan kategori tidak sehat diperuntukkan bagi kelompok sensitif, karena dapat merugikan manusia atau kelompok hewan sensitif, atau merusak tanaman atau nilai estetika.
Dalam hal ini, kategori baik adalah tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh terhadap kesehatan manusia atau hewan serta tidak berpengaruh terhadap tanaman, bangunan, atau nilai estetika pada rentang PM2.5 0-50.
Kemudian kategori sangat tidak sehat dengan nilai PM2.5 200-299 atau kualitas udara dapat membahayakan kesehatan banyak kelompok masyarakat rentan. Terakhir, kualitas udara yang berbahaya (300-500) atau secara umum dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi penduduk.
Kota dengan kualitas udara terburuk adalah Delhi, India yaitu 194, kedua Lahore, Pakistan, 274, ketiga Kampala, Uganda, 236, keempat Dhaka, Bangladesh, 191, kelima Kinshasa, Kongo-Kinshasa. dalam edisi 181.
Namun masyarakat selalu diimbau untuk memakai masker di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor, dan menyalakan filter udara. Baca Juga: BMKG: Bahan bakar sulfur tinggi harus dikurangi demi kualitas udara di Indonesia Baca Juga: Tetap sehat, kualitas udara Jakarta pagi ini tetap tidak sehat Baca Juga: Kualitas udara Jakarta tidak sehat dan nomor dua di dunia
Leave a Reply