Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Perangi pemanasan global, China luncurkan satelit pelacak metana

BEIJING (ANTARA) – Jadwal peluncuran luar angkasa China yang padat pada tahun 2024 mencakup peluncuran Satelit Pelacakan Metana, satelit komersial yang dirancang untuk memantau emisi metana di seluruh dunia.

Dengan nama kode XIGUANG-004, satelit seberat 75 kg ini akan membawa beberapa muatan, termasuk detektor konsentrasi metana dan kamera pencitraan. Muatan ini dapat mengidentifikasi sumber emisi metana di tambang batu bara, tempat pembuangan limbah, dan ladang minyak dan gas.

Para ilmuwan mengatakan penting untuk memantau emisi metana karena gas yang tidak berwarna dan tidak berbau ini merupakan penyumbang pemanasan iklim terbesar kedua setelah karbon dioksida.

“Masa pakai metana di atmosfer lebih pendek dibandingkan karbon dioksida, sehingga mengurangi emisinya menjadi lebih mendesak,” kata Liu Yi, direktur Pusat Penelitian Netralitas Karbon di bawah naungan Chinese Academy of Sciences (CAS) . . .

Menurut Liu, metode ilmiah dan teknologi dapat membantu mengurangi emisi metana dalam jangka pendek dengan mempermudah penggunaan sisa metana yang dihasilkan selama penambangan batu bara dan minyak. Meningkatkan jumlah satelit pemantau metana juga penting untuk mengurangi emisi.

“Salah satu tantangan utama yang kami hadapi adalah satelit yang ada tidak dapat memberikan cakupan global yang cukup sehingga mengakibatkan kurangnya data,” kata Liu dalam wawancara dengan awak media.

Standar internasional untuk emisi metana saat ini sedang dikembangkan. Dengan banyaknya satelit, upaya efektif dapat dilakukan untuk memantau emisi metana perusahaan di seluruh dunia.

“Jika perusahaan melampaui standar emisi yang ditetapkan, perusahaan harus membayar kompensasi ekonomi karena tidak memenuhi standar tersebut,” kata Liu menjelaskan peran satelit dalam mengurangi emisi metana.

Foto yang diambil pada 25 Juni 2022 ini menunjukkan para pekerja sedang memeriksa peralatan di bengkel pangkalan penambangan metana batubara di Kabupaten Qingshui, Provinsi Shanxi, Tiongkok utara. (Xinhua/Wang Feihang)

Tiongkok telah menetapkan target untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Hal ini didasarkan pada pendekatan komprehensif terhadap pembangunan ramah lingkungan dan rendah karbon, dan peluncuran satelit baru ini merupakan bagian dari upaya tersebut.

Satelit tersebut dibangun oleh Xiopm Space, sebuah perusahaan manufaktur satelit komersial di Xi’an, ibu kota Provinsi Shaanxi di barat laut Tiongkok. Perusahaan meluncurkan satelit ke luar angkasa pada Agustus 2023 dan bertujuan membangun konstelasi 108 satelit hiperspektral pada tahun 2030.

Qin Xiaobao, wakil direktur yang bertanggung jawab atas aplikasi data perusahaan, mengatakan teknologi yang ada tidak dapat secara efektif dan akurat memantau sumber emisi kecil buatan manusia, yang juga dikenal sebagai sumber titik. Sumber utama emisi gas metana di Tiongkok adalah tambang batu bara, tempat pembuangan sampah, sawah, dan peternakan.

Satelit XIGUANG-004 yang baru dapat mendeteksi kebocoran metana pada sumber tertentu dan memperkirakan jumlah kebocoran dengan resolusi spasial yang tinggi, sehingga mengisi kesenjangan dalam teknologi yang ada, kata Qin.

“Dengan bantuan satelit ini, kami dapat secara efektif memantau dan melacak sumber emisi gas metana di seluruh dunia,” tambah Qin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *