Jakarta (ANTARA) – Pedagang Pasar Tanah Abang mengancam akan menutup akses Penyeberangan Mutliguna (JPM) atau Sky Bridge di Tanah Abang, Jakarta Pusat jika kenaikan tarif pemeliharaan kios terus terlalu tinggi. Aksi ini merespons aksi ratusan pedagang JPM di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang memprotes kenaikan tarif layanan tanpa ada diskusi hingga berujung pada penyegelan ratusan lapak oleh manajemen Perumda Sarana Jaya DKI. BUMD. . . Baca juga: Perumda Sarana Jaya Segel Kios Pedagang di Pasar JPM Tanah Abang “Saat Sarana Jaya turunkan tarif dari yang hanya 50 ribu rupiah, para pedagang sepakat tidak mau membayar biaya pelayanan. akses dekat ke JPM,” tegasnya. Ketua Persatuan Pedagang Pasar Tanah Abang Jimmy Rory saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Diakui Jimmy, para pedagang sudah menunggu lama untuk mendengar keputusan Sarana Jai. Namun, dalam pertemuan Rabu (16/10) lalu, keputusan Sarana Jaya kurang bijaksana.
Tuntutan Perumda Sarana Jaya agar tarif layanan sebesar Rp 800.000 per bulan tidak dipenuhi Perumda Sarana Jaya. Pihak pengelola bersedia menurunkan biayanya hanya sebesar Rp 50 ribu atau sekitar Rp 1,3 juta per bulan. Baca juga: Pedagang Pasar JPM Tanah Abang Protes Kenaikan Harga Sewa Kios. Menurut Jimmy, meski pihak pengelola sudah menurunkan tarif, namun dirasa masih terlalu tinggi dan sangat memberatkan para pedagang. Selain itu, penjualan di Stasiun JPM Tanah Abang juga menurun drastis sejak adanya COVID-19, bahkan ada beberapa pedagang yang sudah tidak memiliki pelanggan.
“Januari-Oktober kami hanya menjual 1-2 unit pakaian. Tidak seramai dulu. Daya beli masyarakat turun,” kata Jimmy.
Pada Kamis (10/10), para pedagang di Pasar JPM Tanah Abang menyampaikan beberapa titik permintaan untuk diteruskan kepada pengelola pasar, yakni Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Pembangunan Sarana Jaya dan operator lainnya. Baca juga: Pemkot Jakpus Tinjau Tata Lahan di Gambir dan Tanah Abang. Para pedagang menilai manajemen terus mengancam surat edaran berisi informasi harga sewa dan penyegelan lapak.
Permintaan pertama adalah pedagang meminta pengurangan biaya layanan kios menjadi hanya 800.000 rupiah mulai Oktober tahun ini, dari sebelumnya 1,4 juta rupiah.
Permintaan kedua meminta pengelola membuka segel toko agar para pedagang bisa kembali mendapatkan gaji dan penghidupan. Syarat ketiga adalah merchant meminta waktu untuk bisa mencicil pembayaran jasa pemasangan. Bersamaan dengan promosi tersebut, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Pembangunan Sarana Jaya membuka ratusan lapak jajanan di Jembatan Penyeberangan Serba Guna (JPM) Pasar Tanah Abang, pusat kota Jakarta. “Ini lanjutan aksi hari ini. Mereka yang memprotes kenaikan tarif layanan tanpa ada diskusi,” kata Perumda Sarana Jaya, Business Development and Marketing Officer Doni Setiawan di JPM Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).
Leave a Reply