Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Dokter ungkap faktor penyebab “speech delay” pada anak

Jakarta (ANTARA) – Pengurus Ikatan Dokter Anak dan Pengembangan Kerjasama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Dr. Fitri Hartanto, Sp.A (K) mengemukakan ada dua faktor penyebab keterlambatan bicara yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.

“Keterlambatan bicara pada anak ditandai oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal,” kata Fitri dalam situs ‘Keterlambatan Bicara pada Anak’ yang digelar di Jakarta, Selasa.

Fitri menjelaskan, faktor internal penyebab keterlambatan bicara jenis kedua disebabkan oleh kelainan fisik, gangguan emosi, gangguan perilaku, gangguan jiwa, termasuk keterlambatan perkembangan (developmental delay).

Sedangkan faktor eksternal merupakan penyebab terjadinya keterlambatan bicara jenis yang pertama, dimana keterlambatan tersebut terjadi pada aspek kebahasaan.

Seringkali faktor eksternal disebabkan oleh kelemahan dan pendidikan yang buruk pada anak hingga mengalami keterlambatan bicara.

Menurutnya, tidak adanya konflik terjadi karena adanya proses permisif dari orang tua, misalnya mengikuti keinginan anak tanpa menggunakan bahasa verbal, melainkan hanya melalui gerak tubuh.

Keadaan ini diperparah dengan sikap orang tua yang sombong, dimana anak sering kali diberi kemauan agar tidak menangis.

“Selama sampai di tangan atau di tempat bapak, kami berikan kasih sayang dengan harapan anak tidak menangis, hal ini tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dengan baik. Ini yang harus dikoreksi dengan bahasa bicaranya,” ungkapnya.

Fitri melanjutkan, pendidikan yang salah sering terjadi karena anak dipaksa menjadi bilingual atau belajar banyak bahasa sejak usia dini, alih-alih fokus mempelajari satu bahasa untuk berkomunikasi.

Nantinya, kita menyuruh anak untuk belajar bahasa secara mandiri tanpa bantuan orang tua sehingga mereka terancam melakukan kesalahan dalam memahami dan menafsirkan bahasa tersebut.

Ia mengatakan bahwa anak-anak perlu didorong untuk berbicara pada tingkat pengenalan, pemahaman, dan pengucapan.

“Tidak bisa, begitu melalui tahap presentasi, kita suruh anak berkata tanpa paham apa itu,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *